Laman

Minggu, 25 November 2012


Tenaga Endogen dan Tenaga Eksogen


A. Bentuk Muka Bumi

Di Sekolah Dasar, kita telah belajar tentang kenampakan alami dan kenampakan buatan. Nah, pelajaran kita kali ini erat kaitannya dengan pelajaran tersebut. Ingatlah kembali apa yang telah kamu pelajari tentang kenampakan alam. Kemudian, tulislah apa yang dimaksud dengan kenampakan alam.

1. Keragaman Bentuk Muka Bumi

Gambar 1.1 Bola Bumi Sumber: www.google.com
Bumi yang difoto dari ruang angkasa akan tampak seperti Gambar 1.1. Memerhatikan gambar tersebut, muka bumi terdiri atas dua bagian, daratan dan lautan. Daratan yang luas disebut benua dan lautan yang luas sering disebut samudera. Apabila bagian benua dipotret dari dekat, akan tampak bahwa permukaan benua tidak rata. Itulah kenyataannya, bahwa muka bumi tidak rata seperti pada peta. Di permukaan bumi, ada bagian yang menonjol ke atas, ada pula bagian yang cekung ke bawah. Bagian yang menonjol ke atas dapat berupa gunung, pegunungan, dataran tinggi, bukit, dan seterusnya. Bagian yang cekung dapat berupa ngarai, lembah, danau, sungai, rawa, dan sebagainya. Kenampakan tinggi rendahnya muka bumi tersebut dinamakan relief muka bumi.
Gambar 1.2 Tampak muka bumi berdasarkan ketinggian Sumber: Indonesian Heritage Seri Manusia dan Lingkungan 
Gambar 1.2 Tampak muka bumi berdasarkan ketinggian Sumber: Indonesian Heritage Seri Manusia dan Lingkungan
Dari foto di Gambar 1.1 tampak hanya permukaan daratan. Bagaimana dengan bentuk dasar laut? Ternyata bentuk muka dasar laut pun tidak rata. Di dasar laut pun terdapat bagian yang menonjol ke atas dan bagian yang cekung ke bawah yang dikenal dengan nama-nama seperti palung laut, lubuk laut, gunung bawah laut. Pada dasarnya, dasar laut adalah daratan yang tertutup air. Lalu, bagaimana proses terbentuknya permukaan bumi?

2. Proses Terbentuknya Muka Bumi

Keberagaman bentuk muka bumi disebabkan oleh kekuatan besar yang bekerja pada bumi. Kekuatan itu disebut tenaga geologi. Tenaga geologi pada dasarnya dibedakan atas dua macam, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga endogen ialah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen mempunyai sifat membangun. Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar permukaan bumi. Tenaga ini mempunyai sifat merusak permukaan bumi.

a. Proses Alam Endogen
Tahukah kamu bahwa bumi yang kita pijak ternyata berjalan-jalan dengan kecepatan beberapa cm per tahun? Pergerakan tersebut tidak terasa oleh kita. Namun, pergerakan tersebut menyebabkan perubahan relief muka bumi. Pernahkah kamu melihat permukaan jalan yang amblas? Jalan amblas ialah contoh adanya pergerakan dalam bumi. Pergerakan tersebut disebabkan oleh tenaga yang berasal dari dalam bumi yang disebut tenaga endogen. Dengan demikian, di dalam bumi terdapat sumber energi. Dari manakah energi itu berasal? Ternyata di dalam bumi terdapat sumber panas yang berasal dari inti bumi. Perhatikanlah gambar lapisan bumi berikut ini.
Keterangan:
Lapisan Inti            : cairan kental bersuhu di atas 4.500° C dan bertekanan tinggi, mengandung mineral cairan Besi dan Nikel (disebut
                               juga lapisan Nife).
Lapisan Astenosfer : merupakan lapisan kedua yang melapisi lapisan inti dengan suhu antara 2.000-4.000° C dan tekanan terus menurun,
                               mengandung mineral Silicium dan Magnesium (disebut juga lapisan Sima).
Lapisan Litosfer      : merupakan lapisan lebih kental dengan suhu < 2.000° C dan tekanan terus turun. Lapisan ini disebut juga lapisan
                               mantel bumi.
Kerak Bumi            : padat dan keras, menempel pada mantel bumi, mengandung mineral Silicium dan Aluminium (disebut juga lapisan
                               Sial).
Kita telah mengetahui bahwa kulit bumi itu padat, dingin, dan terapung di atas mantel bumi. Kerak bumi yang membentuk dasar samudera disebut lempeng samudera. Kerak bumi yang membentuk dasar benua disebut lempeng benua. Lempeng samudera dan lempeng benua terletak di atas lapisan mantel. Kita juga telah belajar bahwa lapisan mantel mendapat pemanasan terus-menerus dari lapisan Sima. Pemanasan ini menyebabkan terjadinya gerakan cairan dengan arah vertikal (konveksi) pada lapisan mantel. Akibatnya, arus konveksi ini menumbuk kulit bumi yang terapung di atasnya. Tumbukan yang terjadi terus-menerus akan mengakibatkan terjadi patahan pada kulit bumi. Patahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya tumbukan antara lempeng benua dan lempeng samudera. Perhatikanlah Gambar 1.4.

Karena tumbukan lempeng samudera dan lempeng benua, salah satu lempeng akan menujam ke bawah. Padahal, makin ke dalam suhu makin panas. Akibatnya, bagian kulit bumi yang padat dan dingin yang menujam ke bawah akan meleleh dan berubah menjadi magma serta mengeluarkan energi. Karena tumbukan terjadi terus-menerus, akan terkumpul tumpukan magma dan tumpukan energi.
Penumpukan ini akan menyebabkan terjadinya hal-hal berikut.
(1) Tekanan ke atas dari magma, gerak lempeng, dan energi yang terkumpul akan mampu menekan lapisan kulit bumi sehingga terjadi perubahan letak atau pergeseran kulit bumi. Akibatnya, kulit bumi bisa melengkung (disebut lipatan) atau patah (disebut patahan). Gejala ini disebut tektonisme.
(2) Magma akan menerobos lempeng benua di atasnya melalui celah atau retakan atau patahan dan terbentuklah gunung api. Gejala ini disebut vulkanisme.
(3) Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya. Goyangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme.

1) Tektonisme
Seperti telah dijelaskan, keragaman muka bumi dipengaruhi oleh adanya gerakan-gerakan di kerak bumi, baik gerakan mendatar maupun gerakan tegak. Gerakan-gerakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik. Bentuk baru yang termasuk dalam struktur diastropik adalah pelengkungan, pelipatan, patahan, dan retakan.
Pelengkungan : lapisan kulit bumi yang semula mendatar jika mendapat tekanan vertikal akan membentuk struktur melengkung. Lengkungan tersebut dapat mengarah ke atas yang disebut kubah (dome) dan dapat mengarah ke bawah yang disebut basin.
Lipatan : lapisan kulit bumi yang mendapat tekanan arah mendatar akan membentuk lipatan. Punggung lipatan disebut antiklinal. Lembah
lipatan disebut sinklinal.
Patahan : terjadi karena adanya tekanan atau gerakan tektonik secara horizontal maupun vertikal pada kulit bumi yang rapuh. Daerah patahan merupakan daerah yang rawan gempa karena rapuh. Patahan sering disebut juga sesar.
Retakan : terjadi karena gaya regangan yang menyebabkan batuan menjadi retakretak.
Keterangan:
a. lipatan tegak
b. lipatan miring
c. lipatan rebah
d. lipatan menggantung
e. lipatan isoklin
f. lipatan kelopak

2) Vulkanisme
Vulkanisme merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Keluarnya magma ke permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa kepundan pada gunung api. Jika magma yang berusaha keluar tidak mencapai permukaan bumi, proses ini disebut intrusi magma. Jika magma sampai di permukaan bumi, proses ini disebut ekstrusi magma. Magma yang sudah keluar ke permukaan bumi disebut lava.
Gambar 1.7 Kawah Gunung Tangkubanperahu, Jawa Barat Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 1.7 Kawah Gunung Tangkubanperahu, Jawa Barat Sumber: Dokumen Penulis
Proses vulkanisme menghasilkan berbagai bentuk muka bumi antara lain:
(1) kawah, lubang berbentuk mangkuk di puncak gunung api
(2) kaldera, hasil letusan gunung api yang berbentuk seperti kawah tetapi berukuran jauh lebih besar. Karena besar, pada sebuah kaldera
     dapat terbentuk danau, emisi gas, mata air panas, dan gunung api corong kecil
(3) berbagai bentuk gunung api.
Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan berikut.
(1) Retas (sill), magma yang membeku di antara dua lapisan batuan yang ada di dalam bumi berupa batuan beku.
(2) Lakolit, bentuk cembung ke atas tetapi datar di bawah akibat magma yang menekan ke atas di antara dua lapisan batuan sedimen.
(3) Gang atau korok, bentukan tipis dan panjang memotong lapisan litosfer secara vertikal atau miring yang berasal dari magma yang
     membeku ketika berusaha menerobos batuan sedimen.
(4) Batholit, magma yang membeku jauh di dalam bumi.
Gambar 1.8 Bentuk-bentuk Intrusi Sumber: www.e-dukasi.net 
Gambar 1.8 Bentuk-bentuk Intrusi Sumber: www.e-dukasi.net

Jenis-jenis erupsi magma
Berdasarkan lubang tempat erupsi, ada dua jenis erupsi magma.
(1) Jika tempat keluarnya magma di permukaan bumi mengikuti patahan atau retakan yang memanjang, erupsi itu disebut erupsi linear.
(2) Jika tempat keluarnya magma di permukaan bumi memusat pada sebuah titik, erupsi itu disebut erupsi sentral.
Berdasarkan proses keluarnya magma, ada tiga jenis erupsi magma.
(1) Erupsi eksplosif, letusan sangat kuat akibat tekanan gas magma dan menyemburkan bahan-bahan vulkanik yang padat dan cair
(2) Erupsi efusif, letusan gunung api, mengeluarkan lava
(3) Erupsi campuran, letusan yang terjadi selang-seling antara eksplosif dan efusif.

Jenis-jenis gunung api
Menurut bentuknya, ada beberapa jenis gunung api.
(1) Gunung api perisai, bentuknya seperti perisai, lerengnya sangat landai, terbentuk karena erupsi efusif magma cair dan encer yang
     mengalir dan membeku secara lambat yang bentuknya seperti perisai
(2) Gunung api maar, bentuknya seperti trapesium, terbentuk karena erupsi eksplosif yang tidak terlalu kuat dengan letusan hanya sekali
     sehingga terbentuklah lubang besar (kawah/maar)
(3) Gunung api strato, bentuknya seperti kerucut dan berlapis, terbentuk karena erupsi efusif dan eksplosif dengan beberapa kali letusan
     yang kuat.

Penyebaran Pegunungan dan Gunung Api
Secara garis besar, terdapat dua rangkaian pegunungan.
(1) Sirkum Mediteran, berawal dari Pegunungan Atlas, Yura, Alpen (Eropa), Kaukasus, Himalaya (Asia), tenggelam dan muncul sebagai 
     pulau-pulau di Kep. Andaman, tenggelam dan muncul sebagai Pegunungan Bukit Barisan, pegunungan di Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT,
     dan berakhir di Kep. Maluku.
(2) Sirkum Pasifik, rangkaian pegunungan yang berawal dari Pegunungan Cordileras De Los Andes (Amerika Selatan), Rocky, Sierra
     Madre (Amerika Utara), tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di Kep. Jepang, tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di
     Kep. Filipina, tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di Pulau Sulawesi, dan berakhir di Kep. Maluku.

3) Seisme (Gempa Bumi)
Perhatikan kembali Gambar 1.4. Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya. Gayangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme. Getaran yang dihasilkan akibat pergeseran kerak bumi tersebut dapat besar maupun kecil. Besar kecilnya kerusakan di muka bumi disebabkan oleh besar kecilnya gempa tersebut.
a) Klasifikasi Gempa
Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Menurut proses terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut.
(1) Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan
     getaran. Getaran ini yang merambat sampai ke permukaan bumi.
(2) Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini hanya dapat dirasakan di sekitar gunung api menjelang
     letusan, pada saat letusan, dan beberapa saat setelah letusan.
(3) Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan mengalami runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat
     runtuhnya lahan hanya dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.
Menurut bentuk episentrumnya, ada dua jenis gempa.
(1) Gempa sentral: episentrumnya berbentuk titik.
(2) Gempa linear: episentrumnya berbentuk garis.
Menurut kedalaman hiposentrumnya, ada tiga jenis gempa.
(1) Gempa bumi dalam: kedalaman hiposenter lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi.
(2) Gempa bumi menengah: kedalaman hiposenter berada antara 60-300 km di bawah permukaan bumi.
(3) Gempa bumi dangkal: kedalaman hiposenter kurang dari 60 km.
Menurut jaraknya, ada tiga jenis gempa.
(1) Gempa sangat jauh: jarak episentrum lebih dari 10.000 km.
(2) Gempa jauh: jarak episentrum sekitar 10.000 km.
(3) Gempa lokal: jarak episentrum kurang 10.000 km.
Menurut lokasinya, ada dua jenis gempa.
(1) Gempa daratan: episentrumnya di daratan.
(2) Gempa lautan: episentrumnya di dasar laut. Gempa jenis inilah yang menimbulkan tsunami.
b) Pengukuran Gempa Bumi
Getaran gempa dari hiposentrum merambat dan menyebar ke segala arah. Getaran itu berupa gelombang primer dan gelombang sekunder. Dari episentrum, juga terjadi rambatan getaran di permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang. Jadi, gelombang gempa dapat dibedakan atas:
(1) gelombang primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan 4-7 km per detik
(2) gelombang sekunder (S): berupa gelombang transversal yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan 2-6 km per detik
(3) gelombang panjang (L): merupakan gelombang permukaan dengan kecepatan lebih lambat
c) Kekuatan Gempa
Kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain kekuatan gempa, letak hiposentrum, struktur tanah, dan struktur bangunan. Kekuatan gempa (magnitude) diukur berdasarkan tingkat kerusakan yang dihasilkan. Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa, antara lain Skala Omari, Skala Richter, Skala Cancani, dan Skala Mercalli.
Perhatikan Tabel 1.1 berikut ini.
Tabel 1.1 Skala Marcelli dan Skala Richter serta Gejala Akibatnya
 


b. Proses Alam Eksogen
Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh terhadap permukaan bumi. Tenaga eksogen dapat menyebabkan relief permukaan bumi berubah. Proses perubahan muka bumi dapat berlangsung secara mekanis, biologis, maupun secara kimiawi. Tenaga eksogen ini menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, gerak massa batuan, dan sedimentasi yang bersifat merusak bentuk permukaan bumi.
1) Pelapukan
Pernahkah kamu melihat batuan besar yang terus-menerus kena panas dan hujan berselang-seling sehingga batuan tersebut menjadi lapuk? Pelapukan merupakan proses hancurnya batuan dari yang besar menjadi batuan yang kecil. Terjadinya pelapukan disebabkan faktor batuan, iklim, topografi, vegetasi. Menurut proses terjadinya, pelapukan dibedakan atas pelapukan mekanik, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis.
a) Pelapukan Mekanik
Ketika terkena sinar matahari, volume batuan mengembang. Ketika terkena air hujan atau penurunan suhu di malam hari, volume batuan mengecil. Jika hal ini berlangsung terus-menerus, batuan akan retak-retak dan lepas selapis demi selapis. Akhirnya, batuan tersebut menjadi hancur. Peristiwa hancur dan terlepasnya material dari batuan induk tanpa mengalami perubahan unsur kimia yang dikandungnya disebut pelapukan mekanik (fisik).



b) Pelapukan Kimiawi
Pada pelapukan ini, peristiwa hancur dan terlepasnya material dari batuan induk disertai perubahan unsur kimia. Perubahan unsur kimia terjadi ketika unsur mineral batuan bereaksi dengan unsur kimia yang berasal dari luar, misalnya dengan oksigen atau air. Pelapukan ini sering terjadi di daerah tropik dengan batuan kapur. Contoh pelapukan kimiawi ialah stalaktit dan stalagmit.



c) Pelapukan Biologi atau Pelapukan Organik
Pernahkah kamu melihat tembok atau batu yang lembab ditumbuhi lumut, atau berlubangnya batuan oleh semut? Nah, itu salah satu bentuk pelapukan organik. Pada pelapukan ini, peristiwa hancur dan terlepasnya material dari batuan induk disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup: vegetasi, hewan, dan manusia. Pelapukan biologi biasanya diikuti oleh pelapukan kimiawi.

2) Erosi
Batuan yang telah lapuk secara berangsur-angsur akan dikikis dan dipindahkan ke tempat lain oleh tenaga eksogen. Proses pengikisan dan pengangkutan material hasil lapukan itulah yang disebut erosi.
Berdasarkan bentuknya, erosi terbagi seperti berikut.
(1) erosi percik: terlepas dan terlemparnya partikel tanah akibat pukulan butir hujan secara langsung
(2) erosi permukaan
(3) erosi alur: terjadi karena adanya aliran permukaan yang terkumpul atau terpusat dan membentuk alur-alur
(4) erosi parit: terjadi karena adanya aliran permukaan yang terpusat, runtuhnya saluran-saluran air di bawah permukaan tanah, atau karena adanya tanah longsor yang bentuknya memanjang.
(5) erosi tebing



a) Erosi Air
Erosi air disebabkan oleh aliran air permukaan yang berasal dari air hujan yang menghanyutkan partikel-partikel tanah dan hancuran batuan. Faktor-faktor yang memengaruhi kekuatan erosi air, antara lain:
(1) volume air sebagai tenaga utama dalam proses erosi (makin besar volumenya, makin kuat erosinya),
(2) kemiringan lereng (makin curam lerengnya, makin besar erosinya),
(3) keadaan vegetasi (makin lebat vegetasinya, makin kecil erosinya),
Ada berbagai bentuk erosi air, di antaranya erosi tebing sungai, erosi air terjun, dan erosi gelombang air laut.
b) Erosi Angin
Pernahkan kamu melihat gurun pasir di televisi? Erosi angin biasa terjadi di gurun pasir dan di daerah kering. Deflasi merupakan proses erosi yang disebabkan oleh angin. Angin dengan kecepatan tinggi mengikis batuan dan membawanya ke daerah yang kecepatan anginnya rendah.
c) Erosi Gletser
Gletser adalah salju yang meluncur mengikuti lereng-lereng bukit. Eksarasi merupakan proses erosi yang disebabkan gletser. Di daerah yang bersalju, sewaktu salju turun, butiran salju bersatu dengan tanah dan menyusup melalui pori-pori tanah. Ketika musim panas, salju mencair dan mengalir dengan membawa material hasil erosi.



3) Gerak Massa Batuan
Batuan yang berada di muka bumi dapat berpindah secara massal dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Perpindahan tersebut disebabkan antara lain oleh pengaruh gravitasi. Perpindahan massa batuan dapat juga disebabkan oleh kemiringan lereng, kandungan air, dan jenis  batuan. Perpindahan batuan secara massal disebut masswasting. Contoh gerak massa batuan ialah tanah ambles dan longsor.
4) Sedimentasi
Sedimentasi merupakan kelanjutan dari proses erosi. Sedimentasi ialah pengendapan material hasil erosi air, angin, gelombang laut, dan gletser. Pengendapan dapat ditemui mulai dari pegunungan, lembah sungai, pantai, dasar laut dangkal, sampai dasar laut dalam. Berdasarkan tempat pengendapannya, proses sedimentasi dapat dibedakan atas sedimentasi fluvial, sedimentasi eolis, dan sedimentasi pantai.

a) Sedimentasi Fluvial
Sungai merupakan pelaku efektif dalam proses erosi. Dengan demikian, sungai juga merupakan pelaku efektif dalam proses sedimentasi. Proses pengendapan materi yang diangkut sungai dan diendapkan di sepanjang aliran sungai, danau, waduk, atau muara sungai inilah yang disebut sedimentasi fluvial. Contoh hasil sedimentasi fluvial antara lain bantaran sungai, delta, meander (aliran sungai yang berkelok-kelok). Adapun sedimen di danau disebut sedimen lakustrin.

b) Sedimentasi oleh Air Laut
Sedimentasi yang disebut juga sedimentasi marine ini disebabkan oleh abrasi pantai yang kemudian diendapkan kembali di seputar pantai. Ada berbagai bentuk sedimentasi oleh air laut. Bentuk-bentuk sedimentasi yang mudah kamu temui antara lain pesisir dan bukit pasir.

Gambar 1.17 Delta dan Pantai Sumber

c) Sedimentasi oleh Angin
Kamu tentunya pernah merasakan diterpa debu yang diterbangkan angin. Itu adalah salah satu contoh peranan angin dalam memindahkan materi alam. Bukan hanya debu yang dapat dibawa oleh angin. Pasir pun dapat diterbangkan angin. Pasir dan debu yang dibawa oleh angin akan membentuk bukit-bukit pasir (sand dunes). Pengendapan oleh angin ini disebut sedimentasi eolis.

d) Sedimentasi oleh Gletser
Gletser yang membawa material akan mengendap. Pengendapan berupa gundukan bantuan yang tertinggal di ujung gletser. Bentuknya dapat berupa moraine, kettles, esker, dan drumline.

c. Batuan
Litosfer tersusun atas berbagai jenis batuan. Berdasarkan proses pembentukannya, batuan terdiri atas tiga kelompok, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.

1) Batuan Beku
Batuan beku terbentuk dari magma yang keluar dari dalam bumi dan membeku karena proses pendinginan.
(1) Jika proses pembekuannya terjadi di luar kulit bumi, disebut batuan beku luar, contohnya obsidian, basalt, dan andesit.
(2) Jika proses pembekuannya terjadi di sela-sela lapisan kulit bumi, disebut batuan beku sela atau batuan beku gang atau batuan beku korok.
(3) Jika proses pembekuannya terjadi di dalam bumi, disebut batuan beku dalam atau batuan plutonik, contohnya granit, diorite, dan grabo.

Gambar 1.18 Batu andesit dan granit, jenis batuan beku Sumber: www.e-dukasi.net

2) Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari batuan beku atau zat-zat padat yang mengalami pelapukan dan kemudian diendapkan. Berdasarkan tenaga pengangkutnya, batuan sedimen dibedakan menjadi tiga:

(1) batuan sedimen aeolis atau aeris: batuan sedimen yang terbentuk oleh tenaga angin
(2) batuan sedimen aquatis: batuan sedimen yang terbentuk oleh tenaga air
(3) batuan sedimen glasial: batuan sedimen yang terbentuk oleh tenaga gletser
Dalam batuan sedimen, kadang-kadang terdapat sisa-sisa binatang atau tumbuhan yang telah membatu.





3) Batuan Metamorf
Batuan metamorf berasal dari batuan beku dan batuan sedimen yang berubah bentuk. Perubahan bentuk terjadi karena batuan mendapat tekanan yang sangat besar dan pengaruh suhu tinggi. Contohnya batu kapur yang berubah menjadi batu marmer. Perhatikanlah beberapa bentuk batuan disamping ini. Bila batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf ikut terdesak dan masuk ke zone subduksi, batuan tersebut akan melebur dan menjadi magma kembali. Bila magma tersebut tersebut kemudian menyusup kembali menuju permukaan bumi, terbentuklah batuan beku.


3. Dampak Proses Endogen dan Eksogen terhadap Kehidupan
Kita telah belajar tentang berbagai bentuk muka bumi. Kamu pun telah tahu bahwa keragaman bentuk muka bumi itu disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang terjadi baik di dalam bumi maupun dari luar bumi. Kegiatan-kegiatan tersebut berpengaruh terhadap kehidupan yang berada di atas bumi. Apa saja dampak kegiatan-kegiatan tersebut kepada kehidupan di bumi? Kegiatan yang disebabkan oleh tenaga endogen lebih bersifat membangun. Kegiatan yang disebabkan oleh tenaga eksogen lebih bersifat negatif. Tenaga endogen antara lain menyebabkan timbulnya pegunungan, dataran tinggi, bantaran sungai, delta, pantai, danau. Semua itu berguna bagi makhluk hidup di sekitarnya. Kegiatan yang disebabkan oleh tenaga eksogen lebih banyak merugikan makhluk hidup di muka bumi. Adapun dampak negatif tenaga endogen ialah kerusakan yang ditimbulkan antara lain oleh gempa, letusan gunung api, banjir, tanah longsor, pendangkalan sungai, dan perusakan bangunan.

Sabtu, 24 November 2012

SIKLUS BATUAN

batuan

batuan di bumi ada 3 macam:
  1. batuan beku  
    batuan plutonis dibagi menjadi 3 macam:
    • batuan beku dalam (plutonis)
      terbentuk di dalam perut bumi, berstruktur kristalin.hal ini dikarenakan pembekuan yang lambat.
      contoh:
      granit,diorit,gabbro,syenit
    • batuan beku gang(porfirik)
      terbentuk ketika magma membeku selama perjalanan ke luar bumi.
      contoh:porfirik granit,porfirik gabbro.
    • batuan beku luar
      terbentuk di luar perut bumi,membeku dengan cepat sehingga tidak membentuk kristal,biasanya bersturktur gelas.
      contoh:obsidian,pumice,basalt,ryolit.
    2.batuan sedimen
    menurut proses terbentuknya:
    • sedimen klastis
    • sedimen khemis
    • sedimen organis

      menurut tempat terbentuknya:
    • sedimen limnis(terbentuk di danau)
    • sedimen fluvial(terbentuk di sungai)
    • sedimen terestris(terbentuk di daratan)
    • sedimen marine(terbentuk di laut)
    • sedimen glasial(terbentuk di daerah fyord/gletser)

    3.metamorf
     ada 3 macam batuan metamorf,
    1. contact metamorf(karena pengaruh suhu)
    2. dinamo metamorf(karena pengaruh suhu)
    3. region metamorf(karena tekanan dan suhu)

Dampak Positif dan Negatif Tenaga Eksogen

Dampak Positif Tenaga Eksogen
1. Memunculkan habitat. Tenaga eksogen seperti panas matahari sangat dibutuhkan seluruh makhluk hidup.
Tanpa panas matahari makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup.
2. Memperluas daratan
3. Memunculkan barang-barang tambang di permukaan bumi
Keluarnya barang tambang ke permukaan bumi akibat dari adanya tenaga eksogen
Dampak Negatif  Tenaga Eksogen
1. Angin kencang atau badai dapat merusak rumah
2. Hujan deras dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor di daerah perbukitan
3. Erosi tanah oleh air dapat mengurangi kesuburan tanah
Erosi tanah merupakan dampak negatif dari tenaga eksogen
4. Panas matahari yang berlebihan dapat menyebabkan kebakaran hutan
5. Abrasi ( pengikisan air laut ) di daerah pantai, menyebabkan bangunan menjadi rusak karena hantaman ombak  terus-menerus

BENTUK MUKA BUMI AKIBAT TENAGA ENDOGEN DAN EKSOGEN

TENAGA GEOLOGI YANG MEMBENTUK MUKA BUMI
Tenaga geologi meliputi
A. Proses Endogenik, terdiri dari  tektonisme (diastropisme), vulkanisme,dan gempa bumi (seisme)
B. Proses Eksogenik, terdiri dari pelapukan, erosi, sedimentasi, dan masswasting

Permukaan bumi sebagai ruang tempat hidup manusia, tumbuh-tumbuhan, dan hewan bukanlah hamparan wilayah yang seluruhnya datar, melainkan memperlihatkan bentuk yang sangat bervariasi. ada daerah yang tinggi, rendah, datar, bergelombang, lereng, berbukit-bukit, bahkan bergunung-gunung, palung (trench), lubuk, continental shelf, ambang laut, punggung laut. perbedaan permukaan bumi ini dinamakan relief muka bumi. Relief muka Bumi dikelompokkan menjadi relief benua dan relief samudera (dasar laut)

Bentukan-bentukan di daratan maupun di lautan disebabkan oleh tenaga pembentuk muka bumi yang disebut tenaga Geologi. Tenaga geologi inisecara umum dapat dibedakan atas tenaga yang berasal dari dalam bumi atau proses Endogenik dan tenaga yang berasal dari luar bumi atau proses Eksogenik.

A. Proses Endogenik Tektonisme
Tenaga tektonis merupakan tenaga dari bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan letak lapisan permukaan bumi secara mendatar atau vertikal. Karena adanya gaya atau tenaga yang berasal dari dalam bumi, maka permukaan bumi yang tadinya rata mengalami perubahan bentuk.
a. Tektonim Epirogenesa
adalah pergerakan lempeng tektonik yang sangat lambat meliputi wilayah yang sangat luas. epirogenesa ditandai dengan naik turunnya daratan. Epirogenesa dikelompokkan menjadi Epirogenesa positif dan epirogenesa negatif. epirogenesa positif adalah gerakan dengan arah ke bawah menyebabkan daratan mengalami penurunan dan seolah-olah permukaan laut menjadi naik. epirogenesa negatif adalah gerakan dengan arah ke atas menyebabkan naeknya permukaan daratan dan seolah-olah permukaan laut menjadi turun.
b. Tektonik Orogenesa
adalah pergerakan lempeng tektonik yang sangat cepat meliputi wilayah yang sempit. tektonik Orogenisa merupakan proses pembentukan gunung atau pegunungan akibat adanya tabrakan (konvergen) lempeng benua, tabrakan sessar bawah benua dengan lempeng samudera, perekahan continen atau pergeseran punggung samudera dengan benua.
Tenaga Endogenik dengan arah vertikal mengakibatkan tonjolan permukaan bumi berbentuk Kubah (Dome). Sedangkan tenaga Endogenik yang arahnya lateral atau horizontal mengakibatkan lipatan (Fold) di bumi dan patahan atau  sesar (Fault), dan retakan (jointing), pelengkungan (warping).


Salah satu contoh hasil tektonis Orogenesa yaitu Lipatan (Fault), Patahan (Fold), Retakan (Joint), Pelengkungan (Warping)

GAMBAR PATAHAN







GAMBAR LIPATAN








Contoh epirogenesa positif dan negatif






Contoh jalur pegunungan lipatan di Indonesia
1. Pegunungan Sirkum Mediterania yang memanjang mulai Pegunungan Atlas (Afrika Utara) yang bergabung dengan Pegunungan Alpen (Eropa Selatan) dan  Pegunungan Himalaya (Asia) akhirnya jalur pegunungan tersebut berbelok ke selatan dan berangkai dengan pegunungan selatan di wilayah Indonesia.
2. Pegunungan Sirkum Pasifik jalur pegunungan lipatan ini mulai dari Pegunungan Andes (Amerika Selatan) bersambung dengan pegunungan Rocky (Amerika Utara) kemudian berbelok ke kepulauan Jepang dan bersambung dengan pegunungan di kepulauan Filipina. Pada akhirnya jalur pegunungan ini sampai di wilayah Indonesia.


KONSEP LAIN DARI TENAGA PEMBENTUK MUKA BUMI

Bentuk muka bumi dapat mengalami perubahan akibat tenaga yang berpengaruh terhadap kulit bumi (litosfer). Pada dasarnya ada 2 tenaga pembentuk muka bumi yaitu

1. Tenaga Asal dalam (Endogen) yang berasal dari dalam bumi
Tenaga asal dalam ini biasanya bersifat membangun, karena dapat membentuk relief atau ketinggian seperti gunung api, punggungan, bukit dan sebagainya, tentu saja membutuhkan waktu yang sangat lama.
Tenaga Endogen dibagi menjadi 3 golongan :
1. Tektonisme atau tektogenesa, dibagi mendjadi
a. epirogenesa (pembentukan benua), adalah gerakan tenaga endogen yang sangat lambat dan meliputi areal yang sangat luas. Apabila permukaan bumi bergerak turun, permukaan laut seolah-olah naik sehingga disebut gerak epirogenesa positif. Contohnya terjadinya kepulauan Maluku dan Banda. Jika permukaan bumi naik dan tampak permukaan laut seolah-olah turun dinamakan gerak epirogenesa negative, contohnya terjadi di pulau Buton dan Timor # 15
b. orogenesa (pembentukan pegungan) adalah gerakan tenaga endogen yang relativ cepat dan meliputi wilayah yang sempit, akibatnya akan terbentuk pegunungan. Contohnya pegunungan Bukut Barisan (Sumatera) Pegunungan Seribu (Jawa) dan Pegunungan Verbeek (Sulawesi). Selain itu gerakan ini dapat menimbulkan terbentuknya lipatan, patahan dan retakan # 16
1. Lipatan
Lipatan ini disebabkan oleh gerakan dari dalam bumi akibat dari tekanan yang besar dan temperature yang tinggi sehingga sifat batuan menjadi cair , liat dan plastis (lentur). Jika ada tenaga tektonik yang mendorong akan terlipat. Bagian puncak disebut antiklinal dan bagian lembah disebut sinkilal. Berikut ini ada beberapa jenis/ formasi lipatan : # 17

2. Patahan
Patahan terjadi akibat kulit bumi yang bersifat padat dan keras mengalami retak atau patah pada saat terjadi gerakan tektonik. Bentang alam yang terjadi oleh sebab patahan adalah : gawir, triangle faced, sesar, lembah, fault, rift, horst, graben dan basin (cekungan structural)

Akibat dari adanya tenaga tektonisme negative yaitu timbulnya bencana alam seperti erosi, longsoran dan sedimantasi . Sedangkan akibat tenaga tektonik positif adalah timbulnya cebakan (kantong-kantong) minyak dan gas alam yang ditemukan pada patahan dan lipatan dan sesar yang kondisinya memenuhi syarat. Contoh : Sesar di utara pulau Jawa. # 18

2. Vulkanisme
Vulkanisme adalah semua gejala yang terjadi akibat dari adanya aktifitas magma atau dapat diartikan gerakan magma dari dapur magma ke dalam lapisan kulit bumi (intrusi) dan atau keluar permukaan bumi (ekstrusi). Magma adalah batuan yang cair pijar bertemperatur tinggi terdapat di lapisan kulit bumi terbentuk dari mineral dan gas . Magma dapat bergerak ke segala arah # 19

a. Intrusi magma
Penyusupan magma yang hanya sampai ke dalam lapisan kulit bumi, membeku dan membentuk batuan di lapisan kulit bumi. Hal ini akan membentuk struktur sebagai berikut
1) Batolit adalah batuan beku yang terbentuk dalam dapur magma karena penurunan suhu yang sangat lambat.
2) Lakolith adalah magma yang menyusup diantara lapisan kulit bumi menyebabkan lapisan di atasnya terangkat menyerupai lensa cembung, sementara permukaan di atasnya tetap rata.
3) Keping intrusi atau sill yaitu lapisan magma tipis menyusup diantara lapisan batuan
4) Intrusi Korok atau Gang adalah hasil intrusi magma yang memotong lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng
5) Apofisa adalah cabang dari intrusi gang tetapi lebih kecil
6) Diaterma adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder mulai dapur magma sampai ke permukaan bumi. # 20

b. Ekstrusi magma
Ekstrusi yaitu proses kelarnya magma sampai keluar permukaan bumi, dapat menyebabkan terjadinya gunung api. Ekstrusi dapat terjadi di daratan maupun di dasar laut. Berdasarkan bentuk lubangnya ekstrusi dibedakan menjadi 3 yaitu
1. Ekstrusi linear, yaitu keluarnya magma melalui retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk gunung api berderet. Contohnya : gunung api sepanjang Sumatera bagian tengah, Jawa tengah dan Jawa Timur.
2. Ekstrusi Areal, yaitu letak magma yang dekat dengan permukaan bumi menyebabkan lelehan pada areal tertentu. Contohnya : Yellowstone National Park (USA)
3. Ekstrusi sentral, yaitu magma yang keluar malalui sebuah lubang (saluran magma) dan membantuk gunung api tunggal atau terpisah. Contoh : Gunung Krakatau, G. Vesuvius, G. Muria # 21
Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeuarkan gunung api dibedakan manjadi :
1. Gunung api perisai, magma yang kaluar sangat encer sehingga membentuk lereng yang sangat landai dan melebar seperti perisai.Contohnya : G. Maona Loa dan Maona Kea di Hawaii.
2. Gunung api Maar, akibat letusan eksplosif dengan material sedikit dengan sumber magma sangat dangkal dan sempit.Bekas kawahnya biasanya landai dan mambentuk danau kawah. Contohnya : Ranu Klakah di gunung Lamongan (Lumajang) dan danau Eifel di Perancis
3. Gunung api Strato, keluarannya berselang seling antara material efusif dan eksplosif sehingga lerengnya berlapis-lapis. Jenis ini banyak ditemukan di Indonesia, Contohnya : G. Semeru, G.Kelud, G. Merbabu. # 22
Berdasarkan kekuatan letusannya, erupsi gunung api dibedakan menjadi 2:
1. Erupsi Eksplosif, menyebabkan letusan hebat, akibat tekanan gas yang sangat kuat, amterial yang dikeluarkan biasanya padat dan cair.
2. Erupsi effusive,biasanya letusan ini tidak menimbulkan kerusakan karena materialnya sangat encer, sedikit material padat dengan ukuran kecil, tekanan gas sangat lemah. # 23
Jenis material yang dikeluarkan oleh gunung api:
1. Padat (eflata) terdiri dari bom(batu besar), lapilli(kerikil), pasir, debu, batu apung. Berdasarkan asalnya :
a. Efflata allogen (berasal dari sekitar kawah)
b. Efflata autogen (berasal dari dalam dapur magma/pyroklastika)

2. Cair, meleleh melalui lubang kawah .
a. Lava, magma yang meleleh melalui kawah gunung api
b. Lahar panas, campuran magma dan air yang mengalir sebagai lumpur panas
c. Lahar dingin, material gunung api yang terbawa air saat hujan turun
3. Gas (ekhalasi)
a. Gas belerang/ H2S (sulfatar)
b. Uap air/ H¬2O (fumarol)
c. Gas Asam arang/CO2 (mofet) # 24
Gejala Pasca Vulkani, yaitu tanda-tanda gunung api akan mati dan tidak aktif lagi:
1. Munculnya akhalasi atau sumber air panas, contoh: G. Dieng
2. Keluarnya mata air panas, contoh : Cimelati Jabar
3. Mata air makdani yang mengandung mineral (belerang) contoh : Maribaya, Ciater, baturaden dan Dieng
4. Geyser , sumber mata air panas memancar secara berkala, contoh Yellowstone National Park (USA) # 25
c. Akibat Vulkanisme
1. Dampak postif:
a. Menyuburkan tanah (memperbarui unsure hara)
b. Menghasilkan mineral, bahan galian
c. Sebagai tempat wisata
d. Daerah tangkapan air hujan
2. Dampak negative
a. Saat terjadi letusan banyak material yang merusak
b. Ekhalasi dapat mematikan makhluk hidup
c. Akibat tidak langsung berupa material di lereng dapat membentuk lahar panas dan lahar dingin # 26

3. gempa bumi
Pengertian gempa yaitu getaran kulit bumi oleh kekuatan dari dalam
1. Macam-macam gempa :
a. Berdasar penyebabnya :
1. Gempa tektonik yaitu akibat dari gerakan tektonisme berupa patahan dan lipatan, gempa ini sangat merusak dalam areal yang luas dan memanjang
2. Gempa vulkanik yaitu gempa akibat gunung api meletus gempa ini berasal dari satu titik sehingga akibat kerusakannya tidak terlalu merusak
3. Gempa runtuhan akibat runtuhnya atap gua atau terowongan bawah tanah akibatnya hanya pada tempat terbatas. # 27
b. Berdasarkan bentuk episentrumnya
1. Gempa linier yaitu episentrumnya berbentuk garis memanjang
2. Gempa sentral bila episentrumya berbentuk titik
c. Berdasarkan jarak episentrumnya
1. Gempa setempat bila jarak episentrumnya kurang dari 1000 km
2. Gempa jauh bila jarak episntrumnya sekitar 10.000 km
3. Gempa sangat jauh episentrumnya melebihi 10.000 km
2. Istilah-istilah gempa
a. Hiposentrum : daerah dalam bumi yang menjadi sumber gempa
b. Episentrum: daerah permukaan bumi yang pertama kali menerima getaran gempa
c. Isoseista: garis yang menghubungkan daerah yang memiliki intensitas getaran yang sama
d. Pleistoseista : garis yang melingkari wilayah dengan kerusakan terbesar
e. Episentral : daerah yang terletak dalam pleistoseista
f. Seismograf ; alat pencatat gempa
g. Seismogram : gambaran getaran permukaan bumi oleh seismograf
h. Tsunami ; gempa dasar laut yang menimbulkan gelombang yang sangat tinggi dan kuat dapat menyapu pantai dengan arus baliknya # 28
3. Akibat gempa
1. Deforasi batuan; hancurnya batuan pada lapisan kulit bumi
2. Hancurnya bangunan dan korban jiwa
3. Gempa di dasar laut dapat menimbulkan tsunami



jenis Batuan pada Kerak Bumi :
Batuan pembenruk kulit bumi telah mengalami suatu proses panjang dari berbagai jaman (lihat semester 1 sejarah bumi). Jenis batuan pembantuk kulit bumi yaitu :
1. batuan Beku
Batuan beku terjadi karena magma yang keluar dari dalam bumi atau beradada di dalam bumi melalui proses pendinginan sehingga membeku..
Menurut temapt terjadinya batuan beku terdiri dari :
a. Batuan beku dalam (batuan plutonis/abysis),
Batuan ini membeku jauh di dalam lapisan kulit bumi (dekat dapur magma), sehingga sifat pendinginannya berjalan sangat lambat, maka proses pembentukan kristalnya (kristalisasi) terjadi secara sempurna . Batuan ini mempunyai struktur holokristalin atau granites.
Contohnya granit, diorite. # 4
b. Batuan beku korok /gang
Batuan ini disebut batuan beku hypoabisis, karena terjadinya pembekuan pada celah-celah pipa gunung berapi, pada saat terjadi erupsi magma. Karena proses pendinginan maka magma membeku pada daerah korok atau gang. Sifat pendinginannya agak cepat sehingga kristal-kristalmnya kurang sempurna. Batuan korok ini tampak hamper jadi batuan sebagian masih berupa bahan kristal (groundmassa). Struktur batuan ini adalah porfiris. # 5
Contoh : Granit porfiris, diorite porfiris
c. Batuan beku luar
Batuan ini disebut juga batuan beku effusive. Terjadinya pembekuan di luar permukaan bbumi, proses pendinginannya sangat cepat sehingga tidak membentuk kristal-kristal tetapi sebagai gelas. Struktur batuan ini adalah amorf #6
Contoh : batuan obsidian, batu apung

2. Batuan Sedimen (endapan)
Batuan endapan terjadi akibat proses pelapukan oleh tenaga air, angin dan gletser, kemudian terbawa oleh tenaga tersebut sehingga berpindah tempatnya dan mengendap di tempat yang baru. Ciri khas batuan ini bentuknya berlapis-lapis
Ada 3 macam batuan sediment berdasarkan tenaga pengangkutnya
a. Sedimen akuatis diendapkan oleh air atau media pengangkutnya air, kemudian diendapkan di suatu tempat, Contohnya batu pasir dan tanah liat
b. Sedimen aeolis atau sediment aeris tenaga pengendapnya angin melalui udara, contohnya tanah loss dan tanah pasir
c. Sediemn glacial terjadi di daerah padang es oleh tenaga gletser. Contohnya batu-batu morein # 7

Menurut tempat diendapkannya, batuan sediment debedakan menjadi 5 yaitu
a. sediment teristris, sedimen yang diendapkan di darat, contohnya tanah loss, batu pasir, tanah pasir dan tuff
b. sediment limnis, tempat pengendapannya di rawa-rawa atau danau. Jika sediment itu lebih dari 60% terdiri dari bahan-bahan anorganis disebut sediment anorganis. Contoh tanah rawa. Jika sedimen organis. Contohnya tanah fin atau tanah gambut
c. sediment marine, sedimen yang diendapkan di laut, selat, teluk atau lautan. Contohnya batu kapur, batu gamping, batu karang, dan batu garam.
d. sediment fluvialsedimen ini diendapkan di sungai-sungai. Contohnya pasir, tanah liat dan tanah pasir ditepi sungai
e. sediment galsial, jika endapan ini berada di daerah padang es. Contohnya batu lim dan morein. # 8
Batuan sediment itu ada yang berbutir kasar dan bundar (konglomerat). Ada pula yang berbentuk kasar, tetapi runcing-runcing.(breksi). Ada batuan yang terdiri dari batuan yag terdiri dari hancuran batuan halus dan mengalami sedimentasi. Contoh batu pasir, tanah liat dan batu lim. Sedimen demikian disebut sediment klastis atau sediment mekanis

3. Batuan Malihan (Metamorf)

Tekanan yang kuat dari lapisan kulit bumi di atasnya , suhu yang tinggi dari mantle serta mengalirnya unsur kimia di dalamnya menjadikan batuan berubah sifat fisik, stukrur, dan unsur kimianya membentuk batuan malihan. Contoh batuan malihan adalah : marmer, batubara, batu sabak dll
Dalam proses metamorfosenya batuan ini terdapat tiga factor penting yang berperan yaitu : takan yang sangat kuat, temperatur yang tinggi dan waktu yang lama.
Batuan metamorf dapat berasal dari batuan beku atau batuan sediment. Jadi bahan dasar batua metamorf tidak hanya dari batuan sediment saja tetapi juga dari batuan beku, walaupun dari batuan beku jarang sekali terjadi. #9
Jenis batuan metamorf ada 3 yaitu :
a. batuan metamorphose kontak, yaitu terjadi akibat suhu yang sangat tinggi. Biasanya disebabkan letak batuan itu dekat dengan dapur magma. Contoh batu pualam dan batu bara
batu pualam (marmer) bahan dasarnya adalah limnestone (batu gamping), sedangkan batu bara terjadi dari endapan organis dari vegetasi yang sudah membatu dari suhu yang tinggi dan takanan yang besar. # 10
b. Batuan metamorphose dynamo, terjadi karena tekanan yang kuat (tinggi) dalam waktu yang lama. Batuan ini juga disebut metamorphose kinetis. Contohnya batu tulis # 11
c. Batuan metamorphose pneumasolitis kontak, pada waktu terjadi perubahan bentuk karena pengaruh panas tinggi ada kemungkinan masuknya gas-gas yang mengandung fluor atau bor yang ikut pula berubah. Maka akan terjadi mineral pneumasolitis kontak, mineral ini bentuknya bagus, seperti serat-serat yang sangat indah. Turmalin adalah selikat yang mengandung bor, topaz adalah silikat yang mengandung fluor.Contohnya batu akik # 12

Siklus batuan
1. Bahan cair pijar atau magma yang terdapat di dalam kulit bumi (litosfer) , merupakan bentuk aal mula dari silkus
2. Batuan beku. Terjadi karena proses pendinginan dari magma, membeku dan mengeras
3. Batuan sedimen klastis. Terjadi dari batuan beku yang mangalami kerusakan, hancur karena tenaga eksogen (air, tekanan panas-dingin, an lain-lain), diangkut dan diendapkan pada suatu tempat dan mengeras manjadi batuan sediment (misalnya konglomerat dan breksi)
4. Batuan sediment khemis. Terjadi akibat batuan klastis yang mengalami perusakan oleh tenaga eksogen dan larut di dalam air dan selanjutnya diendapkan secara langsung (misalnya gibs, batu dan garam)
5. Batuan sediment organis. Terjadi dari batuan sediment klastis yang mengalami kerusakan akibat tanaga eksogen, larut dalam air diambil oleh organisme dan bersama-sama organisme itu membentuk batuan sediment
6. Batuan metamorphose. Batuan ini terjadi dari batuan beku atau batuan batuan sedimen yang mendapatkan tekanan tinggi, temperatur tinggi dan waktu yang lama. Ada kemingkinan karena terganggunya keseimbangan pada waktu mengalami suhu tinggi dan tekanan besar, sehingga batuan mencair kembali menjadi magama.

ENDOGEN VULKANISME

Vulkanisme atau kegunung apian dapat diartikan sebagai suatu gejala atau akibat dari aktivitas magma di dalam litosfer sehingga keluar sampai permukaan bumi. Magma merupakan bahan silikat pijar dalam wujud padat, cair, dan gas yang berada di dalam kerak bumi. Apbila magma yang bersuhu tinggi (900 C - 1200 C) keluar hingga permukaan bumi sebagai akibat tekanan berbagai gas yang dikandungnya, maka proses tersebut dinamakan letusan gunung api (Erupsi). Jika terobosan magma terhadap lapisan batuan tidak sampai ke permukaan bumi, maka peristiwa ini dinamakan Intrusi magma.

Intrusi Magma (Plutonisme)
Intrusi magma merupakan suatu proses penerobosan atau penyusupan magma melalui rekahan-rekahan atau retakan-retakan dan celah pada lapisan litosfer, namun tidak sampai keluar permukaan bumi. Berdasarkan bentuk dan strukturnya, intrusiva dapat dibedakan
a. Bentuk Diskordan
     1.  Batholit, yaitu dapur magma yang telah membeku
     2.  Gang atau korok, yaitu intrusiva yang berbentuk tipis atau panjang dengan arah intrusiv vertikal atau miring
     3. Apofisa, yaitu intrusiva yang merupakan cabang dari Gang
     4. Diatrema, yaitu batuan intrusiva pengisi pipa letusan. Diatrema berbentuk silinder dan memanjang dari mulai dapur magma sampai pada permukaan bumi
b. bentuk Konkordan
    1. Sill, yaitu intrusiva berbentuk tipis dan pipih yang terletak di antara lapisan batuan di sekitarnya
    2. Lakolit, yaitu intrusiva berbentuk lensa cembung

Ekstrusi Magma (Erupsi)
Ekstrusi magma adalah suatu proses keluarnya magma ke permukaan bumi (Gunung meletus). Berdasarkan kekuatannya, erupsi dikelompokkan menjadi
a. Erupsi Efusif (lemah) hanya berupa lelehan larva
b. Erupsi Eksplosif (kuat) berupa ledakan yang dahsyat dan material2 gunung api ke udara
Berdasarkan bentuk lubang tempat erupsi,
a. erupsi Linier, yaitu letusan gunung api yang keluar melalui retakan, memanjangseperti sebuah garis. erupsi linier ini membentuk deretan gunung api yang memanjang. contoh : erupsi linier yg terjadi di Lakisplet (Islandia)
b. erupsi Areal, letak dapur magma sangat dekat dengan permukaan bumi sehingga energi panas yang dikandung magma dapat membakar dsn melelehkan lapisan batuan yang ada di atasnya sehingga membentuk lubang yang besar di permukaan bumi. contoh ; erupsi areal di Amerika selatan meliputi wilayah Brasil, argentina, paraguay. Di Afrika meliputi wilayah ethiopia. di Amerika Serikat terdapat di taman Nasional Yellowstone

Bentuk gunung api
1. gunung api tameng (Perisai)
2. gunung api Maar
3. gunung api  Strato

Contoh Intrusiv





Contoh Ekstrusiv






PROSES EKSOGENIK

Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi yang bersifat merusak. tenaga eksogen terdiri atas erosi, pelapukan, pengangkutan, sedimentasi.

Bentuk Muka Bumi Yang Dihasilkan Oleh Tenaga Eksogen

A. Pengikisan / Erosi
Erosi terjadi karena beberapa sebab berikut :
1. Tenaga air / gelombang
Bentuk dari erosi yang diakibatkan oleh air
a . Erosi percikan ( splash erosion )
b . Aliran erosi parit ( gully erosion )
c . Erosi lembah ( valley erosion )
d . Aliran erosi ngarai ( canyon erosion )
e . Gua-gua laut
f . Lekung laut
Bentuk sisa dari erosi yang diakibatkan oleh air dan gelombang berupa jereng-jereng pegunungan, bukit-bukit, dasar pantai yang datar dan tanjung dengan ujung yang curam. Sedangkan hasil endapan berupa delta, kipas-kipas aluvial, dataran banjir, gosong pasir ( bars ) dan dasar laut yang dangkal.

Erosi akibat gelombang air laut
2. Tenaga angin
Bentuk erosi dari angin berupa  lubang-lubang hasil tiupan angin ( blow holes ). Bentuk sisa dari erosi angin berupa batu jamur ( pedestal rocks ) dan bentuk endapannya berupa bukit-bukit pasir ( sand dunes ) dan endapan lebih halus dari pasir ( loess )

Bentuk erosi dari angin berupa blow holes
3. Tenaga gletser
Es yang meluncur di lereng pegunungan dapat menyebabkan erosi yang disebut erosi gletser. Bentuk dari erosi gletser antara lain ledok berundak ( cirques ) dan palung glasial. Bentuk sisa dari erosi ini adalah puncak bukit yang mirip tanduk ( matterhorn peaks ) serta jereng-jereng yang kasar dan tajam. Sedangklan hasil endapan dari erosi ini adalah morena, drumlin dan esker.

Hasil dari erosi gletser
4. Tenaga Organisme atau makhluk hidup
Organisme tenaga penggerak erosi yaitu binatang dan manusia. Erosi oleh organisme berupa liang-liang galian binatang. Bentuk endapan dari erosi organisme berupa karang koral dan sarang binatang.

Koral hasil endapan erosi yang disebabkan oleh makhluk hidup
B. Pelapukan
Merupakan salah satu tenaga eksogen yang menghasilkan bentuk muka bumi.
Macam–macam pelapukan sebagai berikut:
1. Pelapukan fisik
Proses pelapukan ini sangat dipengaruhi kondisi alam. Pelapukan fisik terjadi oleh adanya tenaga panas,
gletser, angin dan air hujan. Pelapukan fisik terjadi secara alami tanpa adanya campur tangan manusia

Proses pelapukan batuan oleh alam merupakan contoh dari pelapukan fisik
2. Pelapukan kimiawi
Pelapukan yang terjadi karena proses kimiawi sehingga batuan menjadi lapuk disebut batuan sedimen. Misal batuan kapur yang terkena air. Batuan kapur atau gamping dengan rumus kimia CaCO3 bila bercampur dengan air hujan ( H2O ) yang mengandung CO2 , maka akan menjadi larut. Itulah contoh pelapukan kimiawi
Jenis-jenis batuan  berdasar proses pembentukannya yaitu batuan beku batuan yang terbentuk akibat pembekuan magma, batuan sedimen batuan yang terbentuk akibat dari pelapukan kimiawi, batuan piroklastik batuan yang terbentuk akibat adanya letusan gunung berapi, batuan metamorf batuan yang terbentuk dari berbagai jenis batuan yang telah terbentuk lebih dahulu kemudian mengalami peningkatan temperatur yang cukup tinggi.

Batu breksi contoh batuan sedimen
Terjadinya stalaktit dan stalagmit pada gua juga akibat dari pelapukan kimiawi

Stalaktit dan stalagmit terbentuk akibat pelapukan kimiawi
3. Pelapukan organis atau biologis
Pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup. Manusia juga merupakan salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya pelapukan

Kenampakan alam akibat adanya erosi organis
C. Pengangkutan Material ( mass wasting )
Pengangkutan material terjadi karena adanya gaya gravitasi bumi sehingga terjadi pengangkutan atau
perpindahan material dari satu tempat ke tempat lain.
Proses pengangkutan material berlangsung dalam empat jenis pergerakan material yaitu :
1. Jenis pergerakan pelan ( lambat )
Rayapan merupakan bentuk dari jenis pergerakan pelan ( lambat ) pada proses mass wasting.
Rayapan adalah gerakan tanah dan puing batuan yang menuruni lereng secara pelan.
2. Jenis pergerakan cepat
Jenis pergerakan ini dapat dibagi sebagai berikut
-Aliran tanah, yaitu gerakan berlumpur yang mengandung air menuruni lereng dengan kemiringan kecil.
-Aliran lumpur, yaitu gerak puing batuan yang mengandung air menuruni saluran secara pelan hingga cepat
-Gugur puing, yaitu puing-puing batuan yang meluncur di dalam saluran sempit, menuruni lereng curam
3. Longsor lahan ( landslide )
Gerakan tersebut dapat dibagi menjadi :
-Luncur yaitu gerakan penggelinciran dari satu atau beberapa unit puing batuan
-Longsor puing yaitu peluncuran puing batuan yang tidak terpadatkan dan berlangsung cepat
-Jatuh puing yaitu puing batuan yang jatuh hampir bebas dari suatu permukaan yang vertical atau menggantung
-Longsor batu yaitu massa batuan yang secara individu meluncur menuruni permukaan lapisan
-Jatuh batu yaitu blok-blok batuan yang jatuh secara bebas dari lereng curam

Tanah longsor
4. Amblesan ( subsidensi )
Yaitu pergeseran tempat ke arah bawah tanpa permukaan bebas dan tidak menimbulkan pergeseran horizontal .
Terjadi karena perpindahan material secara pelan di daerah massa yang ambles

D. SEDIMENTASI

Sedimentologi dan Sedimentasi

Sedimentologi : adalah cabang ilmu Geologi yang mempelajari mengenai Batuan sedimen,cara terbentuknya,lingkungan terbentuknya,proses dan faktor-faktor yang berperan dan komponen-komponen pada batuan sedimen.

Sedimentasi : adalah proses penimbunan atau terakumulasinya partikel atau komponen sedimen dalam suatu tempat yang biasanya berbentuk cekungan dengan mengalami beberapa proses terlebih dahulu.


pembagian batuan sedimen:
- Terrigenous Clastic Sedimentary Rock

    konglomerat
- Chemical Sedimentary Rock
                                                                               Rijang
  
- Bio-Chemical Sedimentary Rock
                                                                          Coquina

- Precipitate Sedimentary Rock
                                                                          Iron stone
   
- Volcanoclastic Sedimentary Rock
Tuffa 


adapun lingkungan pengendapan dibagi menjadi tiga wilayah:
    
1. Lingkungan pengendapan Continental
    yaitu lingkungan pengendapan yang berada di daratan atau benua
2. Lingkungan pengendapan Transitional
    yaitu lingkungan pengendapan yang berada di batas antara daratan dan laut
3. Lingkungan pengendapan Marine
    yaitu lingkungan pengendapan yang berada di laut

proses-proses yang berperan dalam sedimentasi
1. Pelapukan
    
    Batuan asal atau Source rock yang dapat berupa batuan Beku,Sedimen,Metamorf yang mengalami pelapukan yang di sebabkan oleh beberapa faktor, antara lain,faktor fisik,faktor kimia dan faktor biologi.
    - faktor fisik      : suhu(baik panas maupun dingin),tekanan dan kelembaban
    - faktor kimia    : kadar keasaman/pH,hidrolisis,oksidasi dll
    - faktor biologi  : pelapukan akibat adanya aktifitas makhluk hidup seperti akar tanaman yang masuk kedalam batuan dan pembuatan lubang oleh binatang.
2. Erosi
    
    Setelah batuan asal melapuk,kemudian sedikit demi sedikit terjadi penggerusan atau erosi pada surface.
3. Transportasi
     
    Batuan yang telah tergerus dan menghasilkan butiran atau partikel, kemudian partikel tersebut di bawa/di transportkan menuju lingkungan pengendapan oleh beberapa faktor, yaitu air,angin dan es.
4. Sedimentasi
    
    Yaitu peristiwa terakumulasinya partikel-partikel pada suatu tempat.
5. Litifikasi
    
    Peristiwa pembatuan atau pemadatan sedimen yang di pengaruhi oleh tekanan.

KONSEP LAIN EKSOGENIK 

1. Tenaga asal luar (Eksogen) yang berasal dari luar bumi
Pengertaiannya adalah tenaga yang berasal dari luar bumi yang mempengaruhi bentuk permukaan bumi.Tenaga asal luar ini bersifat merusak, yaitu merombak, mengerosi, permukaan bumi.Tenaga asal luar berasal dari 3 macam yaitu : atmosfer (angin, suhu), air (aliran air, hujan, gelombang laut dan gletser), organism (jasad renik, tumbuhan, hewan da manusia)
a. Pelapukan (weathering)
Pengertiannya proses penghancuran batuan dari gumpalan menjadi butiran kecil bahkan debu oleh proses keharian
Jenis pelapukan ada 3 yaitu :
1. Pelapukan mekanis (pelapukan fisis)
Pelapukan batuan secara fisik tanpa mangalami perubahan kandungan unsure kimia di dalamnya. Pelapukan ini disebabkan oleh perubahan suhu siang malam mengakibatkan batuan menjadi hancur karena hilang kekompakannya # 30
2. Pelapukan kimia
Pelapukan yang terjadi perubahan unsure kimia karena pelarutan oleh air hujan. Plapukan kimia ini sangat intensif di daerah tropis. Contohnya banyak terjadi stalaktit dan staklakmit di daerah kapur. # 31
3. Pelapukan organis
Pelapukan ini disebabbkan oleh makhluk hidup dengan berbagai aktifitasnya , tumbuhan dengan perpanjangan akarnya, hewan dengan injakan kakinya dan manusai dengan aktifitasnya terutama pertanian. # 32

b. Erosi
Adalah pengikisan batuan oleh angin, air dan gletser. Pengikisan angin banyak terdapat di daerah kering seperti gurun hingga manjadi bukit pasir kembara, mashroom rock dsb. Pengikisan oleh air terjadi banyak di sungai, menjadi meander, gosong, danau tapal kuda dsb,sedangkan oleh gelombang laut menjadi stack, pantai cliff, tombolo dsb. Pengikisan oleh gletser akibat penggurdian, aliran gletser yang mengalir akibat gaya beratnya misalnya morena, pantai fyord, danau glacial dsb. # 33

c. Sedimentasi
Adalah pesistiwa pengendapan material batuan oleh pengangkut beupa angin, air dan gletser.
Berdasarkan tempat pengendapannya :
1. Sedimen fluvial ; diendapkan di sungai
2. Sedimen limnis ; diendapkan di danau
3. Sedimen marine ; diendapkan di laut
Bentang alam akibat peristiwa sedimentasi diantranya :
1. Delta yaitu dangkalan pada muara sungai akibat pengendapan material yang diangkut sungai
2. Tanggul alami (Natural Levee) yaitu tanggul yang terbentuk pada tepi sungai akibat timbunan material yang terbawa sungai saat banjir.
3. Meander yaitu sungai yang berbentuk kelak-kelok.Terjadi akibat banyaknya material yang dibawa ,pada daerah dataran rendah, gangguan aliran dapat merubah arah aliran hingga bentuknya berkelak-kelok
4. Danau tapal kuda (Oxbow lake) Aliran meander yang terpotong sehingga membantuk danau seperti tapal kuda.
5. Gumuk pasir (sand dune) yaitu bukit pasir di pantai atau di gurun terjadi akibat erosi oleh angin